
Magetan, Dalam rangka Peresmian Pasar Tradisional, Pemerintah Desa Belotan menggelar pertunjukan wayang kulit. Selain pertunjukan wayang kulit, juga digelar Donor darah yang dilaksanakan mulai pagi tadi pukul 09.00 wib yang diikuti oleh warga masyarakat Kecamatan Bendo dan sekitarnya. Untuk malamnya sebagai acara puncak sekaligus wujud ikut serta dalam melestarikan kesenian tradisional, Masyarakat dihibur pertunjukan wayang kulit bersama Ki Dalang Alek Budi Sabdo Utomo dengan Lakon Semar Mbangun Deso. Kegiatan Donor Darah dan Pertunjukan wayang kulit tersebut digelar di Depan Pasar Tradisional Dusun Dermo Desa Belotan Kecamatan Bendo. (Minggu, 08/09)
Dalam acara nonton bareng pegelaran wayang kulit tersebut dihadiri oleh Forkopimca Bendo diantaranya Camat Bendo Tri Atmadi, S.Sos. Danramil 0804-13/ Bendo Kapten Inf Sarpan dan anggota, Kapolsek Bendo AKP Endang Wahyuni, SH. dan anggota. Kepala KUA Kecamatan Bendo Ainurofiq, SAg. Kepala Desa Drs. Sukardi. Para undangan dan penonton yang berasal dari wilayah Kecamatan Bendo dan sekitarnya.
Danramil 0804-13/ Bendo beserta anggota yang melaksanakan pengamanan sebelum acara pertunjukan wayang dimulai, memanfaatkan waktu yang ada untuk silahturahim dan Komunikasi sosial dengan para warga masyarakat yang hadir. Hal tersebut dilakukan agar terbentuk ikatan batin yang kuat dengan warga binaannya. Walaupun anggota Koramil 0804-13/ Bendo sering dan selalu hadir disetiap kegiatan kewilayahan, Namun agar terjalin keakraban dengan seluruh masyarakat maka perlu adanya komunikasi yang intesif disetiap waktu yang ada. Sehingga harapannya akan tetap terjaga dan terpelihara kemanunggalan TNI dengan Rakyat.
Kapten Inf Sarpan mengatakan bahwa Pasar Tradisional merupakan pasar dimana dalam kegiatannya atau proses transaksinya masih dilakukan secara tradisional, yaitu penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan tawar-menawar harga suatu barang/ jasa. Umumnya jenis pasar ini berada di lokasi terbuka dan produk yang dijual adalah kebutuhan pokok manusia. Tempat berjualan para pedagang di pasar ini biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka. Sayangnya, kebanyakan jenis pasar ini terlihat kumuh karena kebersihannya kurang terjaga dimana tumpukan sampah dan kotoran terlihat jelas dan menimbulkan bau tak sedap. Oleh sebab itu nanti para pedagang harus tetap jaga kebersihan.
“Di Pasar Tradisional harganya tidak terlalu mahal dibanding pasar modern. Kalau kita ke pasar tradisional langsung ketemu antara penjual dan pembeli jadi bisa ditawar harganya sekaligus kita bisa silahturahmi dengan warga yang lain. Kemudian pilihan barang banyak jadi kita bisa pilih-pilih, ini mungkin tidak ada di pasar modern. Kalau di pasar tradisional setiap pagi barang dagangan baru datang terutama sayur-sayuran jadi masih segar. Untuk barang dagangan di pasar tradisional kecil kemungkinan menggunakan bahan bahan kimia/pengawet untuk mempertahankan kesegaranya, jadi keluarga kita terbebas bahan pengawet. Saya mengajak kepada seluruh warga Desa Belotan dan sekitarnya untuk mengembangkan dan meningkatkan perekonomian pasar tradisional ini”. Imbuh Kapten Inf Sarpan. (tsr)
Komentar